Sabtu, 30 Maret 2013

Logo Kabupaten Pangandaran (LOMBA)



Keterangan:
1. Lambang yang mempunyai 7 sudut, melambangkan Sapta Pesona Kabupaten Pangandaran untuk kemajuan pariwisata di Kabupaten Pangandaran yaitu : Aman, Tertib, Sejahtera, Sejuk, Indah, Ramah, dan Kenangan.


2. Senjata Kujang dan Ikan Tongkol (2 buah Senjata Kujang yang mengapit Ikan Tongkol), Senjata Kujang dikenal sebagai senjata pusaka Jawa Barat (Priangan) untuk mengalahkan para penjajah di medan perang pada jaman penjajahan Belanda dan Jepang, yang disini dijadikan sebagai ikon senjata pusaka masyarakat Jawa Barat dan Ikan ini dijadikan sebagai Ikon Pariwisata  Pangandaran, ikan ini juga dijadikan sebagai tugu patung yang bertempat di simpang lima Pangandaran. Ikan ini juga terdapat banyak di Kabupaten Pangandaran dan sering ditangkap oleh para nelayan sekaligus juga sebagai penunjang mata pencaharian nelayan di Kabupaten Pangandaran.


3. Gunung, melambangkan daerah Kabupaten Pangandaran selain memiliki pantai yang memanjang juga memiliki kontur geografi yang berbukit bukit dan memiliki deretan pegunungan yang membentang dari timur ke barat. Di daerah ini juga masyarakat pangandaran menggantungkan hidupnya yaitu sebagai masyarakat yang mengandalkan hasil kebun yaitu kelapa, kopi, cengkeh, manggis, mangga, durian, rambutan, dukuh dan hasil kayu lainnya, serta hasil perkebunan lainnya.


4. Benteng berjumlah 25, sawah 10 petak, dan tumpukan batu berjumlah 12, melambangkan ditetapkannya atau di sahkannya UU No. 21 Tahun 2012 pada tanggal 25 bulan Oktober tahun 2012 yang menjadi tahap awal persiapan menuju Kabupaten yang mandiri dan berdiri sendiri. Benteng sendiri memiliki makna atau arti sebagai pelindung dan penahan juga bisa disebut batas pada setiap wilayah. Selanjutnya deretan sawah memiliki makna atau arti daerah Kabupaten Pangandaran selain memiliki pantai yang memanjang dan pegunungan juga memiliki kontur geografi yang landai dan memiliki deretan sawah yang membentang dari timur ke barat. Di daerah ini juga masyarakat Kabupaten Pangandaran menggantungkan hidupnya yaitu sebagai masyarakat yang mengandalkan hasil pertanian yang dapat berupa Padi, Kedelai, Jagung, serta jenis Palawija dan Sayuran yang lainnya.


5. Ombak berjumlah 17, Lambang yang mempunyai 7 sudut di lapisan pertama nomor 1 dan 7 sudut di lapisan ke dua nomor 6,  melambangkan deklarasi presidium atau awal pengikraran ingin memisahnya atau berdiri sendirinya sebuah Kabupaten yang mandiri yaitu tepatnya pada tanggal 17 bulan Juli tahun 2007. Ombak berjumlah 17 ini memiliki arti atau makna daerah Kabupaten Pangandaran selain memiliki pantai yang memanjang juga memiliki kontur geografi yang berbukit bukit dan memiliki deretan pegunungan dan deretan sawah yang membentang dari timur ke barat di Pangandaran ini juga memiliki lautan yang sangat luas yang disebut dengan Samudera Indonesia atau Samudera Hindia. Di daerah ini juga masyarakat Kabupaten Pangandaran menggantungkan hidupnya yaitu sebagai masyarakat yang mengandalkan hasil laut yang berupa hasil tangkapan ikan yang sangat berlimpah di Kabupaten Pangandaran ini. Di lautan ini juga Pangandaran mengandalkan Pariwisata baharinya yang mengandalkan keasrian alam sekitarnya.


6. Mengacu pada nomor 5


7. NGUNIANG MAPAG BALEBAT merupakan moto dari Kabupaten Pangandaran yang barasal dari bahasa daerah yaitu Basa Sunda yang memiliki arti yaitu ”Bangkit Manjemput Pajar” maksudnya supaya  masyarakat Pangandaran  dalam melakukan aktifitas sehari harinya  lebih awal pada saat pajar  belum menyinari bumi dan sebelum ayam berkokok, diharapkan masyarakat Kabupaten Pangandaran bisa hidup sejahtera, aman, sentosa, dan anti KKN.


8. Padi dan kapas melambangkan kesejahteraan kebutuhan sandang dan pangan di Kabupaten Pangandaran tercukupi dan terpenuhi.


9. Bintang, melambangkan masyarakat Kabupaten Pangandaran selalu berpegang teguh pada kepercayaan atas dasar ketuhanan yang maha esa.


10. Roda bergigi lima, melambangkan masyarakat Kabupaten Pangandaran memiliki 5 roda aspek kehidupan yaitu Politik, Sosial, Ekonomi, Kebudayaan dan Pariwisata yang sangat potensial di wilayah Kabupaten Pangandaran yang menjungjung tinggi rasa Ketuhanan Yang Maha Esa. Kelima roda kehidupan ini terus bergerak dan maju dengan seiringnya jaman dan waktu ke waktu dan selalu berpegang teguh kepada Tuhan Yang Maha Esa.


11. KAB. PANGANDARAN adalah sebuah Kabupaten hasil pemekaran yang terbentuk dari Kabupaten Ciamis yang sebagai Kabupaten induknya. Kabupaten ini berbatasan langsung di sebelah timur kabupaten Cilacap (Jateng), di selatan Samudera Hindia atau Samudera Indonesia, di Barat Kabupaten Tasikmalaya, di Utara Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar. Dengan jumlah 10 Kecamatan dan 90 Desa yaitu Kec. Mangunjaya, Kec. Padaherang, Kec. Kalipucang, Kec. Pangandaran, Kec. Sidamulih, Kec. Parigi, Kec. Cigugur, Kec. Cijulang, Kec. Langkaplancar, dan Kec. Cimerak. Kabupaten Pangandaran ini resmi di sahkan berdasarkan UU No.21 Tahun 2012 yaitu pada tanggal 25 Oktober 2012.


Kekurangan (-) :
Dalam lambang diatas merupakan ikan tongkol namun pada gambarnya tidak begitu persis, mohon maaf apabila ada sedikit kekurangan. Namun bisa dikoreksi nantinya.


Kelebihan (+) :
Pemberian warna yang elegan membuat lambang ini enak dipandang dan segar dilihatnya, struktur bentang alam atau geografis yang tersusun secara sitematis dari mulai tingkatan bawah yaitu laut, pantai, datataran rendah yaitu hamparan sawah, terus ke dataran tinggi yaitu deretan pegunungan yang menjulang tinggi.


(Nb) : Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam pembuatan lambang, penulisan, dan deskripsi arti dari lambang diatas, baik itu pemberian warna, tata letak, srtukur penempatan, maupun kata-kata yang rancau dari deskripsi diatas mohon koreksinya dari Bapa/Ibu agar karya ini bisa mendekati kata sempurna. Kritik dan saran saya harapkan dari Bapa/Ibu agar kedepannya saya bisa lebih baik lagi dalam berkarya tentunya untuk Kabupaten ku yang tercinta Kabupaten Pangandaran.


                               MAJU TERUS PANGANDARAN KU

                                 “NGUNIANG MAPAG BALEBAT”

                                                                                                                               
                                                                                                                              Karya : Teja Permana

2 komentar: