Jumat, 27 September 2013

Masa Depan Internet Versi Bos Google

Oleh Tom Gara

Kami telah menelusuri bocoran buku baru executive chairman Google Eric Schmidt “The New Digital Age” yang akan dirilis April mendatang. Buku yang ditulis bersama dengan pimpinan Google Ideas Jared Cohen ini mengandung beberapa pendapat keras mengenai Cina dan sensor internetnya serta kegiatan mata-mata di dunia maya atau cyber espionage.

Namun, itu belum semua. Di masa depan, tulis Schmidt dan Cohen, ada “sebuah mesin pakaian terintegrasi (yang mampu mencuci, mengeringkan, melipat, merapikan, dan memilih pakaian) yang menjaga stok baju bersih, serta memiliki algoritma yang menyarankan baju berdasarkan jadwal harian pengguna.” Masih ada lagi: “Cukur rambut akhirnya akan diotomatisasi sehingga begitu presisi.” Tapi jangan khawatir, tulisan Schmidt menyinggung banyak masalah penting lainnya yang berkaitan dengan masa depan internet.
Berikut adalah poin-poin penting tulisan Schmidt:
Kerahasiaan Pengguna: “Bagi beberapa negara, keberadaan ribuan warga negara anonim, tak terlacak, dan tak dikenali – alias warga tersembunyi – terlalu berisiko. Pemerintah akan ingin tahu siapa yang ada di balik setiap akun internet. Negara juga akan mensyaratkan verifikasi oleh pemerintah, guna mempertahankan kontrol di dunia maya.”
Mesin Pencari: “Di antara hasil-hasil di mesin pencari, informasi yang disediakan oleh profil online yang telah diverifikasi akan muncul lebih atas ketimbang info dari akun yang belum terverifikasi. Pengguna pun secara alamiah akan mengklik hasil pencarian yang paling atas (yang sudah terverifikasi). Oleh karena itu, menjadi anonim di Internet mungkin tak lagi relevan.”
Uni Eropa Baru? “Negara-negara seperti Belarusia, Eritrea, Zimbabwe dan Korea Utara – atau negara-negara dengan pemerintah otoriter, kultus individu yang kuat, serta terkucil dari pergaulan internasional – bisa saja bergabung dalam persatuan internet otokratis, tempat mereka dapat berbagi teknologi serta strategi penyensoran dan pengawasan Internet.”
Perusahaan Teknologi: “Di masa digital mendatang, perusahaan teknologi mungkin harus memiliki kulit badak. Mereka bakal disibukkan oleh kekhawatiran publik terkait privasi, keamanan, dan perlindungan terhadap pengguna. Perusahaan juga harus mempekerjakan lebih banyak pengacara. Laju reformasi hukum akan terkalahkan oleh gelombang gugatan yang datang. Para raksasa teknologi harusnya sudah tahu hal ini. Mereka sekarang terus terlibat dalam proses hukum berkepanjangan yang melibatkan isu hak kekayaan intelektual, hak paten, privasi, dan masalah lainnya.”
Konflik elektronik: “Dapat dikatakan kita telah hidup di masa perang dunia maya (cyber-war) antar-negara, bahkan jika sebagian besar dari kita tak menyadarinya.”
Jurnalisme: “Dampak dari banyaknya pelaku jurnalisme yang terlibat dan terhubung melalui beragam platform online dalam sebuah sistem media yang besar dan tersebar luas adalah berkurangnya proses peliputan media massa besar, yang harus sibuk mencari kebenaran sebuah berita. Bahkan, kalangan elit mungkin akan lebih tergantung pada organisasi berita mapan, karena banyaknya laporan dan informasi yang tidak bermutu yang diterimanya.”
Twitter: ”Twitter tak dapat menghasilkan analisis, sama seperti seekor monyet yang tak bisa mengetik satu karya Shakespeare.”


Sabtu, 30 Maret 2013

Logo Kabupaten Pangandaran (LOMBA)



Keterangan:
1. Lambang yang mempunyai 7 sudut, melambangkan Sapta Pesona Kabupaten Pangandaran untuk kemajuan pariwisata di Kabupaten Pangandaran yaitu : Aman, Tertib, Sejahtera, Sejuk, Indah, Ramah, dan Kenangan.


2. Senjata Kujang dan Ikan Tongkol (2 buah Senjata Kujang yang mengapit Ikan Tongkol), Senjata Kujang dikenal sebagai senjata pusaka Jawa Barat (Priangan) untuk mengalahkan para penjajah di medan perang pada jaman penjajahan Belanda dan Jepang, yang disini dijadikan sebagai ikon senjata pusaka masyarakat Jawa Barat dan Ikan ini dijadikan sebagai Ikon Pariwisata  Pangandaran, ikan ini juga dijadikan sebagai tugu patung yang bertempat di simpang lima Pangandaran. Ikan ini juga terdapat banyak di Kabupaten Pangandaran dan sering ditangkap oleh para nelayan sekaligus juga sebagai penunjang mata pencaharian nelayan di Kabupaten Pangandaran.


3. Gunung, melambangkan daerah Kabupaten Pangandaran selain memiliki pantai yang memanjang juga memiliki kontur geografi yang berbukit bukit dan memiliki deretan pegunungan yang membentang dari timur ke barat. Di daerah ini juga masyarakat pangandaran menggantungkan hidupnya yaitu sebagai masyarakat yang mengandalkan hasil kebun yaitu kelapa, kopi, cengkeh, manggis, mangga, durian, rambutan, dukuh dan hasil kayu lainnya, serta hasil perkebunan lainnya.


4. Benteng berjumlah 25, sawah 10 petak, dan tumpukan batu berjumlah 12, melambangkan ditetapkannya atau di sahkannya UU No. 21 Tahun 2012 pada tanggal 25 bulan Oktober tahun 2012 yang menjadi tahap awal persiapan menuju Kabupaten yang mandiri dan berdiri sendiri. Benteng sendiri memiliki makna atau arti sebagai pelindung dan penahan juga bisa disebut batas pada setiap wilayah. Selanjutnya deretan sawah memiliki makna atau arti daerah Kabupaten Pangandaran selain memiliki pantai yang memanjang dan pegunungan juga memiliki kontur geografi yang landai dan memiliki deretan sawah yang membentang dari timur ke barat. Di daerah ini juga masyarakat Kabupaten Pangandaran menggantungkan hidupnya yaitu sebagai masyarakat yang mengandalkan hasil pertanian yang dapat berupa Padi, Kedelai, Jagung, serta jenis Palawija dan Sayuran yang lainnya.


5. Ombak berjumlah 17, Lambang yang mempunyai 7 sudut di lapisan pertama nomor 1 dan 7 sudut di lapisan ke dua nomor 6,  melambangkan deklarasi presidium atau awal pengikraran ingin memisahnya atau berdiri sendirinya sebuah Kabupaten yang mandiri yaitu tepatnya pada tanggal 17 bulan Juli tahun 2007. Ombak berjumlah 17 ini memiliki arti atau makna daerah Kabupaten Pangandaran selain memiliki pantai yang memanjang juga memiliki kontur geografi yang berbukit bukit dan memiliki deretan pegunungan dan deretan sawah yang membentang dari timur ke barat di Pangandaran ini juga memiliki lautan yang sangat luas yang disebut dengan Samudera Indonesia atau Samudera Hindia. Di daerah ini juga masyarakat Kabupaten Pangandaran menggantungkan hidupnya yaitu sebagai masyarakat yang mengandalkan hasil laut yang berupa hasil tangkapan ikan yang sangat berlimpah di Kabupaten Pangandaran ini. Di lautan ini juga Pangandaran mengandalkan Pariwisata baharinya yang mengandalkan keasrian alam sekitarnya.


6. Mengacu pada nomor 5


7. NGUNIANG MAPAG BALEBAT merupakan moto dari Kabupaten Pangandaran yang barasal dari bahasa daerah yaitu Basa Sunda yang memiliki arti yaitu ”Bangkit Manjemput Pajar” maksudnya supaya  masyarakat Pangandaran  dalam melakukan aktifitas sehari harinya  lebih awal pada saat pajar  belum menyinari bumi dan sebelum ayam berkokok, diharapkan masyarakat Kabupaten Pangandaran bisa hidup sejahtera, aman, sentosa, dan anti KKN.


8. Padi dan kapas melambangkan kesejahteraan kebutuhan sandang dan pangan di Kabupaten Pangandaran tercukupi dan terpenuhi.


9. Bintang, melambangkan masyarakat Kabupaten Pangandaran selalu berpegang teguh pada kepercayaan atas dasar ketuhanan yang maha esa.


10. Roda bergigi lima, melambangkan masyarakat Kabupaten Pangandaran memiliki 5 roda aspek kehidupan yaitu Politik, Sosial, Ekonomi, Kebudayaan dan Pariwisata yang sangat potensial di wilayah Kabupaten Pangandaran yang menjungjung tinggi rasa Ketuhanan Yang Maha Esa. Kelima roda kehidupan ini terus bergerak dan maju dengan seiringnya jaman dan waktu ke waktu dan selalu berpegang teguh kepada Tuhan Yang Maha Esa.


11. KAB. PANGANDARAN adalah sebuah Kabupaten hasil pemekaran yang terbentuk dari Kabupaten Ciamis yang sebagai Kabupaten induknya. Kabupaten ini berbatasan langsung di sebelah timur kabupaten Cilacap (Jateng), di selatan Samudera Hindia atau Samudera Indonesia, di Barat Kabupaten Tasikmalaya, di Utara Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar. Dengan jumlah 10 Kecamatan dan 90 Desa yaitu Kec. Mangunjaya, Kec. Padaherang, Kec. Kalipucang, Kec. Pangandaran, Kec. Sidamulih, Kec. Parigi, Kec. Cigugur, Kec. Cijulang, Kec. Langkaplancar, dan Kec. Cimerak. Kabupaten Pangandaran ini resmi di sahkan berdasarkan UU No.21 Tahun 2012 yaitu pada tanggal 25 Oktober 2012.


Kekurangan (-) :
Dalam lambang diatas merupakan ikan tongkol namun pada gambarnya tidak begitu persis, mohon maaf apabila ada sedikit kekurangan. Namun bisa dikoreksi nantinya.


Kelebihan (+) :
Pemberian warna yang elegan membuat lambang ini enak dipandang dan segar dilihatnya, struktur bentang alam atau geografis yang tersusun secara sitematis dari mulai tingkatan bawah yaitu laut, pantai, datataran rendah yaitu hamparan sawah, terus ke dataran tinggi yaitu deretan pegunungan yang menjulang tinggi.


(Nb) : Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam pembuatan lambang, penulisan, dan deskripsi arti dari lambang diatas, baik itu pemberian warna, tata letak, srtukur penempatan, maupun kata-kata yang rancau dari deskripsi diatas mohon koreksinya dari Bapa/Ibu agar karya ini bisa mendekati kata sempurna. Kritik dan saran saya harapkan dari Bapa/Ibu agar kedepannya saya bisa lebih baik lagi dalam berkarya tentunya untuk Kabupaten ku yang tercinta Kabupaten Pangandaran.


                               MAJU TERUS PANGANDARAN KU

                                 “NGUNIANG MAPAG BALEBAT”

                                                                                                                               
                                                                                                                              Karya : Teja Permana

Selasa, 12 Februari 2013

Harapan Ku Untuk Kabupaten Pangandaran Tercinta

Sekedar Punya Ide dan peduli akan infrastruktur jalan Pangandaran - Cipatujah. Saya asli orang Pangandaran lahir dan besar di Pangandaran meski saya tinggal di daerah Kecamatan Sidamulih tapi saya bangga jadi warga Pangandaran, kali ini saya punya ide buat Kabupaten ku yang tercinta yaitu Pangandaran. Memang ironis akhir-akhir ini aku melihat jalan yang membentang dari arah barat Cimerak sampai timur Pangandaran yang rusak parah dari rusak berlobang tak tentu bentunya ada yang berlobang seperti kolam ikan sampai ada yang cembung seperti deretan kuburan orang.



Disini saya hanya memberi saran juga pendapat dan pemikiran saya : Sepanjang ruas jalan Pangandaran - Cimerak ini merupakan daerah wisata, seharusnya jangan dilewati dengan kegiatan pertambangan yang akan merusak sarana prasana yang dilewatinya, contoh : hilir mudiknya truk truk pengangkut hasil tambang pasir besi yang tiap harinya melintasi jalur tersebut, yang mengakibatkan jalan sepanjang itu rusak parah tak tentu bentuknya. seharunya Pangandaran ini mempunyai jalur pertambangan tersendiri terpisah dari jalur transportasi pariwisata yang memang seharusnya jalur pariwisata ini jangan tersentuh oleh kegiatan pertambangan apalagi Pangandaran ini mengandalkan pariwisata alamnya yang eksotik apabila jalannya rusak maka akan ditakutkan mengurangi minat juga daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung dan berlibur ke Pangandaran. jalur pertambangan ini bisa diakses melalui 2 pilihan yaitu darat menggunakan jalur kereta dan laut melalui kapal laut.


    Gambar: Jembatan Cikacepin yang kondisinya memprihatinkan sejak di tutupnya jalur ke Pangandaran


   Gambar: Jembatan Ciputrapinggan yang kondisinya memprihatinkan sejak di tutupnya jalur ke Pangandaran

1. Menggunakan kereta, kereta merupakan moda tranportasi yang bisa di bilang murah dan ekonomis selain itu juga kereta api merupakan kendaraan yang bisa di bilang cepat dan tepat waktu ketimbang kendaraan lain yang di darat. dengan kereta ini juga sebauh bahan tambang yang akan di angkut dari daerah tasikmalaya tepatnya di daerah cipatujah dan sekitarnya bisa diangkut menggunakan kereta api ini yang nantinya bisa dibuatkan statsiun di daerah tersebut yang dihubungkan dengan statsiun Cujulang dan langsung di hubungkan ke Statsiun Pangandaran juga ke Statsiun Kota Banjar. atau juga bisa membuat pengintegrasian antara statsiun dengan dermaga kapal laut yang ada di pangandaran itu sendiri. yang nantinya hasil tambang yang diangkut oleh kereta api tadi itu di bongkar muat dan diangkut menggunakan kapal laut menuju ke kota tujuannya masing-masing. Jalur kereta ini juga bisa digunakan untuk jalur kereta reguler yang bisa dipergunakan untuk memenuhi trayek ke beberapa kota-kota besar di Jabar, Banten, DKI Jakarta, Jateng, DI Yogyakarta, maupun Jatim. Jalur ini juga bisa diperguanakan untuk trayek kereta wisata alam yakni dari statsiun kalipucang masuk dan menyusuri ke hutan emplak dengan pemandangan yang indah terus ke Pangandaran hingga berhenti di statsiun Cijulang. Dari jalur kereta ini menawarkan potensi yang luar biasa sungguh menjanjikan. Dari mulai bisnis, wisata, hingga pertambangan. Satu lagi kelebihan dari jalur kereta ini dari pada jalur yang lainnya yaitu dibandingkan dengan jalur darat yaitu jalan raya jalur kereta ini tidak akan pernah mengenal kata jalan berlobang atau cembung ini itu, karena jalur kereta ini tahan lama. Ya paling jalur kereta ini sering anjlok. Namun jalur kereta dari Banjar ke Cijulang yanga melawati Pangandaran ini sudah lama di tututp dan sekarang menjadi jalur mati sejak tahun 1980 an. semoga saja sekarang Pangandaran sudah menjadi kabupaten yang berdiri sendiri untuk kedepannya jalur kereta api ini bisa hidup kembali.

2. Menggunakan kapal laut, kapal laut merupakan moda tranfortasi alternatif yang ke dua yang bisa digunakan untuk menyelaseaikan masalah pasir besi ini. dengan kapal laut semua hasil tambang akan diangkut dan di bawa ke kota tujuannya masing masing dengan kata lain disini harus membangun dermaga kapal laut yang tepatnya berada di daerah penghasil tambang pasir besi ini yakni daerah Cipatujah dan sekitarnya. 

Jadi jalur pertambangan yang melewati darah pangandaran - cimerak - cipatujah nantinya hanya bisa melewati dua jalur yaitu darat kereta api dan laut kapal laut, dan jalan darat yang biasanya dilewati truk truk pasir besi itu dilarang di pergunakan untuk aktivitas pertambangan dan diperuntukan untuk aktivitas pariwisata untuk daerah tersebut seperti Pantai Karapyak, Pantai karang Nini, Pantai Indah Pangandaran, Pantai Karang Tirta, Pantai Batu Hiu, Pantai Bojong Salawe, Pantai Batukaras, dan Pantai Madasari.